Menurut
Schleiden dan Schwan serta didukung Max Schultze, sel merupakan unit struktural
terkecil dan merupakan kesatuan fungsional kehidupan. Setiap sel mempunyai
struktur dan fungsi yang jelas untuk menjaga kelangsungan aktivitas kehidupan.
Uraian berikut akan menjelaskan tentang struktur sel dan fungsi bagian-bagian
sel tersebut.
Para
ahli menggunakan mikroskop elektron yang dapat memperbesar objek pengamatan
sampai 1.000.000×.
Dengan perbesaran ini, isi sel dalam sitoplasma yang menjalankan berbagai
fungsi dapat dilihat. Sebuah sel mempunyai tiga bagian utama yaitu membran sel
(selaput plasma), sitoplasma, dan organel-organel sel. Nukleus atau inti sel
merupakan organel terbesar. Struktur sel dibagi menjadi struktur sel
prokariotik dan eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu tipe
struktur sel tersebut, yaitu prokariotik atau eukariotik. Sel prokariotik hanya
terdapat pada kingdom atau dunia Monera, dunia Archaebacteria (Archae), dan dunia
Eubacteria (Bacteria). Adapun dunia Animalia, Plantae, Fungi, dan dunia
Protista mempunyai struktur sel eukariotik. Apa perbedaan struktur sel
prokariotik dengan eukariotik?
A.
Struktur Sel Prokariotik
Semua sel prokariotik
mempunyai membran plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung
ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membrane inti sehingga bahan inti yang
berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik
juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum
endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki
mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan
keduanya, yaitu mesosom dan kromatofor. Contoh sel prokariotik adalah bakteri
(Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria). Perhatikan struktur sel bakteri
Escherichia coli yang mewakili sel
prokariotik pada gambar berikut.
Adapun bagian-bagian sel bakteri sebagai berikut.
1.
Dinding Sel
Dinding sel bakteri dan Archae tersusun atas
peptidoglikan, lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan
pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan
keluar masuknya molekul-molekul.
2.
Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul
lipid dan protein. Membran plasma berfungsi sebagai pelindung molekular sel
terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul
dan ion-ion dari dalam.
3.
Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lipid, mineral,
dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara
ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Metabolisme sel
meliputi proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
4.
Mesosom
Kadang-kadang pada tempat tertentu, membran plasma melekuk
ke dalam membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai
penghasil energi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk
pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat
enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk
menghasilkan energi.
5.
Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis
protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10–
9meter). Di dalam sel E. coli terkandung 15.000 butir ribosom atau
sekitar 25% massa total sel bakteri.
6.
DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan
yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA
berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu sifat-sifat yang harus
diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi
genetik.
7.
RNA
RNA atau asam
ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi, bagian tertentu
DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai
pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk
urutan asam
amino
dalam proses sintesis protein.
Demikianlah struktur
sel prokariotik pada bakteri E. coli. Ternyata, bakteri mempunyai bagian-bagian
sel yang rumit. Setiap bagian sel ini mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan
hidup sebuah sel. Namun, bagian-bagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri
dalam menjalankan fungsi sebuah sel, melainkan harus bekerja sama dengan bagian
sel lain membentuk satu kesatuan.
B.
Struktur Sel Eukariotik
Semua sel eukariotik memiliki membran inti. Selain itu,
sel eukariotik memiliki sistem endomembran, yakni memiliki organelorganel bermembran
seperti retikulum endoplasma, kompleks Golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel
eukariotik juga memiliki sentriol.
Berikut ini akan
dibahas mengenai struktur sel eukariotik yang meliputi membran plasma,
sitoplasma, dan organel-organel sel (ribosom, kompleks Golgi, mitokondria,
lisosom, badan mikro, dan mikrotubulus).
1.
Membran Sel (Selaput Plasma)
Membran sel merupakan
bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran
sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui
molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai
ion.
Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a.
Sebagai
reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain,
baik dari lingkungan luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
b.
Melindungi
agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
c.
Mengontrol
zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang
menyebabkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
d.
Sebagai
tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan respirasi.
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan
materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada
dalam nucleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan
menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan
yang di bagian dalam disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak.
Ektoplasma pada sel hewan berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel
tumbuhan mengandung banyak plastida (zat warna).
Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai
berikut.
a.
Cairan
seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol.
b.
Substansi
simpanan dalam sitoplasma. Substansi ini bervariasi tergantung tipe selnya.
Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen,
sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan lemak besar.
c.
Jaringan
yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan.
Jaringan benang dan serabut disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka
sel.
d.
Organel-organel
sel.
Adapun fungsi sitosol (sitoplasma) sebagai
berikut.
a.
Sumber
bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa
organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam
amino, nukleotida, molekul besar seperti protein, dan RNA yang membentuk
koloid.
b.
Tempat
terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikolisis, sintesis protein, dan
sintesis asam lemak.
3. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut
yang berbeda yaitu, mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar.
a. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertaut dan
tipis. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin.
Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Mikrofilamen mempunyai diameter
7 nm sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.
b. Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah
rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang
yang panjangnya mencapai 2,5 mm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun
atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun
sitoskeleton yang terbesar. Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa
benang-benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah.
Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada anafase
dikendalikan oleh mikrotubulus. Dengan
demikian,
mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel,
mempertahankan bentuk sel, serta membantu dalam pembelahan mitosis.
c. Filamen Intermediar
Filamen intermediar adalah rantai molekul protein yang
membentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm.
Disebut serabut intermediar karena ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus.
Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimentin, tetapi tidak semua sel
filamen intermediarnya tersusun atas fimentin. Misalnya sel kulit filamennya
tersusun atas protein keratin.
4.
Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan bagian penting sel yang berperan
sebagai pengendali kegiatan sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada
dalam sel. Nukleus berdiameter sekitar 10 µm. Nukleus biasanya terletak di tengah sel
dan berbentuk bulat atau oval.
Pada umumnya sel
organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti.
Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.
a)
Sel
mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
b)
Binukleat
(inti ganda), contohnya Paramaecium.
c)
Multinukleat
(inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.
Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut
nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas protein dan
DNA. Setiap nukleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut.
a. Membran Nukleus (Selaput Inti)
Selaput inti
merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma.
Selaput inti terdiri atas dua lapis membran (bilaminair), setiap lapis merupakan
lapisan bilayer. Ruang antara membrane disebut perinuklear atau sisterna. Pada
membran ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul dengan
sitoplasma.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe
sel yaitu sel prokariotik (tidak memiliki selaput inti) dan sel eukariotik
(memiliki selaput inti).
b. Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat
transparan dan semisolid (kental). Nukleoplasma mengandung kromatin, granula,
nukleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang
kromatin menebal dan memendek serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Benang
kromatin tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan
informasi kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (mengopi diri) menjadi RNA
yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
c. Nukleolus
Nukleolus atau anak
inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nukleolus terbentuk
pada saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus. Jika
transkripsi berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan
merupakan organel yang tetap. Jadi, nukleus memiliki arti penting bagi sel
karena mempunyai beberapa fungsi berikut.
a.
Pengatur
pembelahan sel.
b.
Pengendali
seluruh kegiatan sel, misalnya dengan memasukkan RNA dan unit ribosom ke dalam sitoplasma.
c.
Pembawa
informasi genetik.
5. Retikulum
Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan organel yang tersusun oleh
membran yang terbentuk seperti jala. Retikulum sendiri berasal dari kata
reticular yang berarti anyaman benang atau jala. Letaknya memusat pada bagian dalam
sitoplasma (endoplasma), sehingga disebut sebagai retikulum endoplasma (RE).
Membran RE merupakan kelanjutan dari membran nukleus hingga ke membran plasma. Jadi,
RE merupakan saluran penghubung antara nucleus dengan bagian luar sel.
Dalam sel terdapat
dua tipe retikulum endoplasma sebagai berikut.
a. Retikulum Endoplasma Kasar
Permukaan retikulum endoplasmanya diselubungi oleh
ribosom yang tampak berbintil-bintil sehingga disebut RE kasar. Ribosom adalah
tempat sintesis protein. Protein ini akan ditampung oleh RE kasar yaitu dalam
rongga RE.
b. Retikulum Endoplasma Halus
RE halus adalah RE
yang tidak ditempeli ribosom sehingga permukaannya halus. Retikulum endoplasma
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
a)
Mensintesis
lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus).
b)
Menampung
protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan
akhirnya dikeluarkan dari sel (RE kasar).
c)
Transportasi
molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan
RE halus).
d)
Menetralkan
racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
6. Ribosom
Ribosom merupakan
struktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat di sel
eukariotik maupun prokariotik. Pada sel eukariotik, ribosom terdapat bebas
dalam sitoplasma atau terikat RE. Ribosom tersusun atas protein dan RNA.
Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit
kecil dan subunit besar. Tiap-tiap subunit disintesis dalam nukleolus dan
dikeluarkan melalui porus nukleus ke sitoplasma tempat kedua subunit bergabung.
Ribosom berperan dalam sintesis protein.
7.
Kompleks Golgi
Kompleks Golgi dijumpai pada hampir semua sel tumbuhan
dan hewan. Pada sel tumbuhan, kompleks Golgi disebut diktiosom. Badan Golgi
(ditemukan tahun 1898 oleh Camillio Golgi) tersebar dalam sitoplasma dan
merupakan salah satu komponen terbesar dalam sel. Antara badan Golgi satu
dengan yang lain berhubungan dan membentuk struktur kompleks seperti jala.
Badan Golgi sangat penting pada sel sekresi. Kompleks Golgi dan RE mempunyai
hubungan erat dalam sekresi protein sel. Di depan telah dikatakan bahwa RE
menampung dan menyalurkan protein ke Golgi. Golgi mereaksikan protein itu
dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk dibawa ke luar sel.
Oleh karena hasilnya disekresikan itulah maka Golgi disebut pula sebagai
organel sekretori.
Selain itu, kompleks
Golgi juga mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)
Tempat
sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin
(penyusun dinding sel tumbuhan).
2)
Membentuk
membran plasma.
3)
Membentuk
kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti
protein, glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4)
Membentuk
akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur, dan lisosom.
8. Lisosom
Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma =
tubuh, merupakan membran kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang
disebut lisozim. Lisosom adalah organel berbentuk agak bulat dan dibatasi
membran tunggal. Umumnya berdiameter 1,5 µm, walaupun kadang-kadang ditemukan lisosom
berdiameter 0,05 µm. Lisosom terdapat hampir pada semua sel eukariotik, terutama sel-sel
yang bersifat fagositik seperti leukosit. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik
seperti protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang lain
Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom
dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian
dikeluarkan oleh sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu, ada pula enzim yang dimasukkan
terlebih dahulu ke Golgi. Enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan dalam
sitoplasma oleh Golgi. Jadi, proses pembentukan lisosom dapat dilakukan secara langsung
oleh RE atau oleh Golgi.
Secara rinci lisosom
mempunyai fungsi sebagai berikut.
a.
Melakukan
pencernaan intrasel.
b.
Autofagi
yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki, misalnya organel lain yang
sudah tidak berfungsi.
c.
Eksositosis
yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada pergantian tulang rawan pada perkembangan
tulang keras.
d.
Autolisis
yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan isi lisosom ke dalam sel,
misalnya terjadi pada saat berudu menginjak dewasa dengan menyerap kembali
ekornya.
e.
Menghancurkan
senyawa karsinogenik.
9. Badan
Mikro
Badan mikro hampir
menyerupai lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi membran tunggal, dan di
dalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Organela ini disebut badan mikro
karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah
0,3–1,5 µm.
10. Mitokondria
Mitokondria berbentuk bulat panjang atau seperti tongkat
terdapat pada sel eukariotik aerob. Mitokondria dibatasi dua lapis membran yang
kuat, fleksibel, dan stabil, serta tersusun atas lipoprotein. Membran dalam
membentuk tonjolantonjolan yang disebut krista untuk memperluas permukaan agar
penyerapan oksigen lebih efektif. Ruangan dalam mitokondria berisi cairan
disebut matriks mitokondria. Matriks ini kaya enzim pernapasan (sitokrom), DNA,
RNA, dan protein.
11. Kloroplas
Kloroplas hanya terdapat pada sel tumbuhan dan Algae tertentu.
Pada tumbuhan biasanya berbentuk cakram dengan diameter 5–8 µm dan tebal 2–4 µm. Kloroplas dibatasi membran ganda. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil (pigmen fotosintetik) dan pigmen lain yang terletak
pada membrane atau pada bahan dasar di dalam kloroplas. Bahan dasar kloroplas
berupa cairan disebut stroma. Kloroplas berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis. Peran pigmen untuk menangkap cahaya matahari yang akan diubah
menjadi energi kimia.
12. Sentriol
Sel hewan dan
beberapa mikroorganisme serta tumbuhan tingkat rendah mengandung dua sentriol
dalam sitoplasma. Sentriol terletak di dekat permukaan luar nukleus. Setiap
sentriol terdiri atas sebaris silinder sebanyak Sembilan mikrotubul. Sentriol berperan
dalam proses pembelahan sel.
Sumber :
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Categories:
0 komentar:
Post a Comment