Enter Slide 1 Title Here

Go to Template. Click on Edit HTML. Replace these texts with your own description. This template was designed by NewBloggerThemes.com ...

Enter Slide 2 Title Here

Go to Template. Click on Edit HTML. Replace these texts with your own description. This template was designed by NewBloggerThemes.com ...

Enter Slide 3 Title Here

Go to Template. Click on Edit HTML. Replace these texts with your own description. This template was designed by NewBloggerThemes.com ...

Enter Slide 4 Title Here

Go to Template. Click on Edit HTML. Replace these texts with your own description. This template was designed by NewBloggerThemes.com ...

Saturday, March 9, 2019

Sitoskeleton (Rangka Sel)

Posted by Belajar IPA On 7:06 PM

Sitoskeleton merupakan jaringan serat dan juga kerangka sel dan kemudian mengorganisasikan struktur dan juga aktivitas didalam sel. Dimana jejaring yang berbekas protein yang kemudian menyusun sitoplasma didalam sel. Di masa awal mikroskopi elektron, dimana ahli biologi menduga bahwa organel-organel sel eukariot yang mengembang bebas didalam sitosol.

Tetapi perbaikan mutu dari mikroskopi cahaya ataupun mikroskopi elektron agar mengungkapkan keberadaan sitoskeleton. Atau juga sering disebut dalam bahasa ilmiah Cytoskeleton. Jejaring yang serta membentang di keseluruhan sitoplasma. Sitoskeleton sendiri yang memainkan peranan yang penting didalam pengorganisasian struktur dan juga didalam aktivitas sel, yang juga tersusun atas tiga struktur molekular, mikrofilamen, dan juga filament intermedit.

Fungsi sitoskeleton adalah :
1.     Dapat memberikan kekuatan mekanik pada sel
2.     Berfungsi sebagai kerangka sel
3.     Dapat membantu didalam gerakan substansi dari satu bagian sel kebagian sel yang lain

Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas tiga jenis serabut yang berbeda yaitu, mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermediar.
Sitoskeleton

1)    Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis. Mikrofilamen tersusun atas dua macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Mikrofilamen mempunyai diameter 7 nm sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.

Mikrofilamen sering disebut dengan filamen aktin karena tersusun oleh molekul-molekul aktin atau bahasa ilmiahnya actin. Dan sejenis protein globular, dimana mikrofilamen adalah seutas rantai ganda atau sub unit-sub unit aktin yang sedang memuntir.

Mikrofilamen bisa membentuk jaring struktual, karena keberadaan protein yang sudah berikatan disepanjang sisi filamen aktin serta dapat memungkinkan filamen baru yang membentang sebagai cabang. Mikrofilamen yang tampak ditemukan di semua sel eukariot.

Mikrofilamen dapat terkenal karena peranannya didalam motilitas sel yang terutama adalah sebagai bagian dari aparatus kontraktil dari sel otot. Tetapi berbeda dengan peranan dari penahan atau kompresi oleh mikrotubulus, peran struktual dari mikrofilamen didalam sitoskeleton agar dapat menahan tegangan. Jejaring yang berdimensi tiga yang terbentuk oleh mikrofilamen tepat berada dibagian dalam membran plasma atau mikrofilamen korteks yang membantu menyokong bentuk sel. Jejaring tersebut dapat menyebabkan lapisan dari sitoplasma terluar sel atau disebut dengan korteks, yang juga mempunyai konsistensi didalam semisolid gel, dan juga kebalikan dari kondisi sitoplasma interior yang lebih lancar.

Di dalam sel hewan yang memiliki terspesialisasi untuk mentrasnpor materi agar dapat melintasi membran plasma, contohnya sel yang ada pada usus seperti yang sudah disebutkan tadi.

Fungsi dari mikrofilamen adalah :
1.     Untuk mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan tegangan
2.     Perubahan bentuk dari sel
3.     Kontraksi pada otot
4.     Aliran sitoplasmik
5.     Motilitas sel atau seperti pada pseudopodia
6.     Pembelahan pada sel

2)    Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 mm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun sitoskeleton yang terbesar.

Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah. Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub masing-masing pada anafase dikendalikan oleh mikrotubulus. Dengan demikian, mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel, mempertahankan bentuk sel, serta membantu dalam pembelahan mitosis.

3)    Filamen Intermediar
Filamen intermediar adalah rantai molekul protein yang membentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut serabut intermediar karena ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimentin, tetapi tidak semua sel filamen intermediarnya tersusun atas fimentin. Misalnya sel kulit filamennya tersusun atas protein keratin.

Fungsi dari filamen intermediat adalah :
1.     Dapat mempertahankan bentuk dari sel atau unsur penahan-tegangan
2.     Tambatan nukleus dan juga organel lain yang tertentu
3.   Sebagai pembentukan lamina nukleus

Friday, March 8, 2019

Sitoplasma

Posted by Belajar IPA On 4:33 PM

Sitoplasma merupakan materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada dalam nukleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut endoplasma. Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Ektoplasma pada sel hewan berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan mengandung banyak plastida (zat warna).


Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.
1)    Cairan seperti gel (agar-agar atau jeli) yang disebut sitosol. Sitosol membuat sampai sekitar 70% dari volume sel. Hal ini terdiri dari air, garam dan molekul organik. Sitosol terdiri dari campuran filamen sitoskeleton, molekul organik dan anorganik yang terlarut dan air. Hal ini juga mengandung filamen protein yang membentuk sitoskeleton, dan juga protein larut dan struktur seperti ribosom, proteasomes juga hadir. Ramuan batin, lebih cair dan granular sitoplasma dikenal sebagai endoplasm tersebut. Jaringan serat dan konsentrasi tinggi makromolekul terlarut seperti protein menyebabkan makromolekul berkerumun. Efek ini bagaimana komponen sitoplasma berinteraksi satu sama lain.
2)    Substansi simpanan dalam sitoplasma. Inklusi sitoplasma adalah partikel-partikel kecil tersuspensi dalam sitosol. Sebuah berbagai macam inklusi yang hadir dalam jenis sel yang berbeda. Inklusi berkisar dari kristal kalsium oksalat atau kristal silikon dioksida dalam tanaman untuk butiran penyimpanan bahan seperti pati, glikogen, dll tetesan lipid adalah contoh luas inklusi, ini adalah tetesan bola, mereka terbuat dari lemak dan protein dan hadir di kedua prokariota dan eukariota sebagai media untuk menyimpan lipid seperti asam lemak dan sterol. Tetesan ini memakan banyak volume adiposit yang sel penyimpanan khusus, mereka juga ditemukan dalam jenis sel juga. Substansi ini bervariasi tergantung tipe selnya. Sebagai contoh, sitoplasma sel hati mengandung simpanan molekul glikogen, sedangkan sitoplasma sel lemak mengandung tetesan lemak besar.
3)    Jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling berhubungan. Jaringan benang dan serabut disebut sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
4)    Organel-organel sel. Organel berarti “organ kecil”, yang membran terikat. Mereka hadir di dalam sel dan melakukan fungsi tertentu yang diperlukan untuk kelangsungan hidup sel. Beberapa konstituen sel yang tersuspensi dalam sitosol adalah organel seluler seperti mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, vakuola, dan kloroplas lisosom dalam sel tanaman.

Matriks sitoplasma atau bahan dasar sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma dapat berubah dari fase sol ke gel dan sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K 0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil.

Sifat-sifat fisikawi matriks sitoplasma sebagai berikut.
1)    Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
2)    Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
3)    Gerak siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
4)    Memiliki tegangan permukaan.
5)    Elektrolit yaitu kemampuan molekul menghantarkan arus listrik.

Matriks sitoplasma dapat bertindak sebagai larutan penyangga (buffer). Sifat biologis matriks sitoplasma adalah mampu mengenali rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas).

Adapun fungsi sitosol sebagai berikut.
1)    Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut, ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar seperti protein, dan RNA yang membentuk koloid.
2)    Tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikolisis, sintesis protein, dan sintesis asam lemak.

Fungsi sitoplasma adalah sebagai berikut:
1.     Sitoplasma adalah situs banyak reaksi biokimia yang sangat penting dan krusial untuk menjaga kehidupan.
2.     Sitoplasma adalah tempat di mana sel mengembang dan pertumbuhan sel berlangsung.
3.     Sitoplasma menyediakan media untuk organel untuk tetap ditangguhkan.
4.     Sitoskeleton sitoplasma memberikan bentuk pada sel dan juga memfasilitasi gerakan. Hal ini juga membantu dalam pergerakan elemen seluler yang berbeda.
5.     Enzim-enzim dalam sitoplasma memetabolisme makromolekul menjadi bagian-bagian kecil, sehingga dapat dengan mudah tersedia untuk organel seluler lainnya seperti mitokondria.
6.     Sitoplasma adalah sarana transportasi untuk bahan genetik. Hal ini juga mengangkut produk respirasi selular.
7.     Sitoplasma bertindak sebagai penyangga dan melindungi bahan genetik dari sel dan juga organel seluler dari kerusakan yang disebabkan karena gerakan dan tabrakan dengan sel lain.
8.     Organel sitoplasma adalah struktur khusus yang kaya fungsi sendiri seperti respirasi sel, sintesis protein, dll.
9.     Inklusi sitoplasma adalah molekul non-larut, mereka terlihat mengambang di sitoplasma, mereka bertindak sebagai lemak disimpan dan gula yang siap untuk respirasi celllular.
10. Sitoplasma dan protein mencegah pengelompokan organel di tempat karena gravitasi, yang akan menghambat fungsi mereka.

Sel Sitoplasma Tumbuhan
Sitoplasma sel tumbuhan mirip dengan sitoplasma sel sel hewan. Sitoplasma memberikan dukungan mekanik untuk struktur internal. Ini adalah media untuk suspensi untuk organel internal sel. Sitoplasma mempertahankan bentuk dan konsistensi dari sel. Hal ini juga menyimpan banyak bahan kimia yang sangat penting bagi kehidupan. Reaksi metabolik penting seperti glikolisis dan sintesis protein terjadi dalam sitoplasma. Pada tumbuhan pergerakan sitoplasma sekitar vakuola, ini dikenal sebagai sitoplasma streaming.

 


Sel Sitoplasma Hewan


Sitoplasma sel hewan adalah bahan seperti gel yang terbuat dari air. Ini mengisi sel-sel dan mengandung protein dan molekul penting yang diperlukan untuk sel. Sitoplasma terbuat dari protein, karbohidrat, garam, gula, asam amino dan nukleotida. Sitoplasma memegang semua organel seluler. Sitoskeleton hadir dalam sitoplasma bantuan dalam gerakan sel melalui sitoplasma streaming.

Sumber :
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.



Thursday, March 7, 2019

Membran Sel

Posted by Belajar IPA On 3:51 PM

Permukaan luar setiap sel dibatasi oleh selaput halus dan elastis yang disebut membran sel. Membran ini sangat penting dalam pengaturan isi sel, karena semua bahan yang keluar atau masuk harus melalui membran ini. Hal ini berarti, membran sel mencegah masuknya zat-zat tertentu dan memudahkan masuknya zat-zat yang lain. Selain membatasi sel, membran plasma juga membatasi berbagai organel-organel dalam sel, seperti vakuola, mitokondria, dan kloroplas.


Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion.

Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)   Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari lingkungan luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
2)   Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
3)   Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang menyebabkan membran plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
4)   Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan respirasi.

Membran plasma bersifat diferensial permeabel, mempunyai pori-pori ultramikroskopik yang dilalui zat-zat tertentu. Ukuran pori-pori ini menentukan besar maksimal molekul yang dapat melalui membran. Selain besar molekul, faktor lain yang mempengaruhi masuknya suatu zat ke dalam sel adalah muatan listrik, jumlah molekul air, dan daya larut partikel dalam air.

Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa hampir seluruh membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan lipid (lipoprotein). Membran plasma terdiri atas dua lapisan, yaitu berupa lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer).

Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.
1) Fosfolipid, yaitu lipid yang mengandung gugusan fosfat.
2) Glikolipid, yaitu lipid yang mengandung karbohidrat.
3) Sterol, yaitu lipid alkohol terutama kolesterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan protein perifer atau ekstrinsik dan lapisan protein integral atau intrinsik. Lapisan protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian luar. Lapisan protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Membran plasma bersifat selektif permeabel (semipermeabel) yang artinya membran plasma dapat dilalui oleh molekul atau ion tertentu. Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
1)   Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh transpor pasif adalah difusi dan osmosis.
2)   Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion menggunakan energi dari sel itu. Contoh transpor aktif adalah pompa ion natrium (Na+)/kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.
Apa perbedaan antara difusi dengan osmosis? Uraian berikut akan membahas proses terjadinya transpor pasif dan transpor aktif dengan lebih rinci.
1)   Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui membran plasma ataupun tidak. Molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan. Gerakan acak ini mendorong terjadinya difusi. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion).
a)    Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air) sehingga kerapatan zat tersebut merata. Perhatikan gambar proses terjadinya difusi.
Peristiwa difusi sederhana dapat diamati ketika kita memasukkan segumpal gula ke dalam air (a), molekulmolekulnya terlarut (b), dan tersebar (berdifusi) (c). Pada akhirnya proses difusi menyebabkan gula tersebar merata ke dalam air (d).

b) Difusi Terbantu
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa (carrier protein). Arah perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa. Pada proses ini, molekul diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma oleh protein transmembran yang telah mengalami perubahan susunan. Setelah itu, protein pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga dapat membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl dan Na+. Perhatikan gambar berikut.


2)   Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya rendah. Dengan kata lain, osmosis juga berarti perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membran) semipermeabel.

a)    Lubang bawah tabung gelas yang berisi larutan garam ditutup dengan membran selektif permeabel, yang dapat dilewati molekul air tetapi tidak dapat dilewati garam.
b)   Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker berisi akuades, molekul air berosmosis ke dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.
c)    Larutan berhenti naik ketika tekanan berat akuades mampu mengimbangi tekanan osmotik.


Sumber :
Faidah, Rachmawati, dkk. 2009. Biologi untuk SMA kelas XI program IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi untuk SMA kelas XI program IPAJakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


Wednesday, March 6, 2019

Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Posted by Belajar IPA On 10:30 PM

Pada prinsipnya sel hewan mirip dengan sel tumbuhan, tetapi dalam perkembangannya sel hewan memiliki beberapa perbedaan dengan sel tumbuhan. Sel tumbuhan memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel hewan, demikian pula sebaliknya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida, dan vakuola yang tidak dimiliki sel hewan. Sebaliknya, sel hewan memiliki sentriol yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan. Kita akan membahas perbedaan antara sel hewan dengan sel tumbuhan satu persatu.

1.     Sel Tumbuhan
Organel-organel sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan dijelaskan sebagai berikut.
a.      Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel bersamasama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.
Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas selulosa (polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata.
Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-sel muda yang sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–25%, hemiselulosa, pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari mikrofibril yaitu seratserat panjang yang memiliki daya regang kuat.
Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel sekunder ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel primer. Dinding sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin.
Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada penebalan-penebalan lama atau penambahan (intususepsi ) pada penebalan lama. Di antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.

b.     Vakuola
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan dan dibatasi membran yang mungkin identik dengan membran sel. Sel tumbuhan muda memiliki banyak vakuola kecil-kecil. Semakin dewasa jumlah vakuola berkurang, tetapi ukuran membesar. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola besar biasanya adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Vakuola tersebut dibatasi oleh membran yang disebut tonoplas. Sel dewasa hanya memiliki satu vakuola tengah berukuran besar dikelilingi membran tonoplas yang bersifat diferensial permeabel. Vakuola tengah terbentuk sebagai akibat pertumbuhan dinding sel yang lebih cepat daripada pertumbuhan sitoplasma. Vakuola tengah ini berisi cairan (getah sel) yang berupa larutan pekat, kaya mineral, gula, O2, asam organik, CO3, pigmen, enzim, dan sisa-sisa metabolisme.
Vakuola mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1)    Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit sekunder seperti Ca-oksalat, tanin, getah karet, dan alkaloid.
2)    Tempat menyimpan zat makanan seperti amilum dan gula.
3)    Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgiditas sel yang bekerja sama dengan dinding sel.
4)    Menyimpan pigmen, misalnya vakuola pada sel-sel mahkota bunga mengandung pigmen warna.
5)    Menyimpan minyak atsiri msialnya kayu putih, pepermin, dan aroma harum pada bunga.

c.      Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya terdapat tiga jenis plastida sebagai berikut.
1)    Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya. Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang eukariotik. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae, lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan bunga.
Kloroplas mempunyai bentuk beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk bulat atau lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ukuran sekitar 4–6 Pm. Setiap sel mengandung 20–40 kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya masih kurang mencukupi, kloroplas dapat membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan maka sejumlah kloroplas akan rusak.
Kloroplas tersusun atas membran, yaitu membran luar dan dalam. Membran luar mempunyai permukaan rata yang berfungsi mengatur keluar masuknya zat. Membran dalam membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas melipat ke arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut tilakoid. Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-tumpuk membentuk badan seperti tumpukan uang logam yang disebut grana. Pada umumnya sebuah kloroplas mengandung 40–60 grana.
Di dalam tilakoid terdapat kumpulan partikel yang disebut kuantosom. Di kuantosom inilah terdapat klorofil yang berfungsi dalam proses fotosintesis.
Berdasarkan panjang gelombang (spektrum warna) yang diserap, jenis klorofil dibedakan sebagai berikut.
a)     Klorofil a menyerap spektrum warna hijau-biru.
b)    Klorofil b menyerap spektrum warna hijau-kuning.
c)     Klorofil c menyerap spektrum warna hijau-cokelat.
d)    Klorofil d menyerap spektrum warna hijau-merah.

2)    Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang tidak terkena sinar, misalnya organ penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi. Berdasarkan fungsinya dibedakan tiga jenis leukoplas sebagai berikut.
a)     Amiloplas untuk menyimpan amilum.
b)    Elaioplas atau lipidoplas untuk membentuk dan menyimpan lemak.
c)     Proteoplas untuk menyimpan protein.

3)    Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye atau kuning). Kromoplas banyak terdapat pada mahkota bunga.
Pigmen yang terkandung dalam kromoplas sebagai berikut.
a)     Karoten mengakibatkan warna kuning, misalnya
b)    pada wortel.
c)     Xantofil mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
d)    Fikosianin mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.

2.     Sel Hewan
Sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, dan bentuk tidak tetap seperti sel tumbuhan. Vakuola pada sel hewan kecil atau tidak tampak. Hewan-hewan uniselular biasanya memiliki vakuola. Ada dua tipe vakuola sebagai berikut.
a.      Vakuola kontraktil berperan dalam menjaga tekanan osmotik sitoplasma (disebut juga osmoregulator).
b.     Vakuola nonkontraktil atau vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan.

Sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom dan sentriol, kecuali tumbuhan tingkat rendah. Sel hewan memiliki dua sentriol di dalam sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol saling memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.

 Perhatikan tabel berikut.

 Sumber :

Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About